Senin, 18 Juni 2012

Carut-marut Pelayanan KRL (1)

Memang, pelayanan transportasi umum di Jakarta belum memuaskan. Dari bus reguler, busway serta KRL. Tapi, gue mau bahas tentang pelayanan KRL karena hal itu paling sering muncul di timeline Twitter gue dan beberapa koran.


"Gangguan perjalanan karena kerusakan kereta berkisar 10 - 32 kali per bulan" - Kompas, 11 Juni 2012


Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa pelayanan KRL di Jabodetabek amburadul. Kenapa? Kalo satu bulan ada 30 gangguan, berarti satu hari ada satu gangguan perjalanan KRL. Biasanya, gangguan terjadi di lintas Jakarta - Bogor. Gangguan ini sering dialami KRL Ekonomi karena umurnya terlalu tua dan suku cadangnya susah didapat. KRL Commuter Line tak luput dari gangguan walaupun jarang terjadi. 


Sebenernya, gangguan ini gak perlu terjadi karena di dipo Depok, Bukit Duri, dan beberapa stabling/pool KRL lain  masih tersedia KRL siap pakai. Kalo terjadi gangguan pada KRL, maka KRL cadangan siap dikirim untuk menanggulangi penumpang. Namun, apa yang terjadi? KRL dibiarkan tergeletak di stasiun/petak dimana KRL itu mengalami gangguan, dan tidak menyediakan KRL cadangan sehingga penumpang dibuat geram karena keadaan ini. Bisa dibilang, PT.KCJ belum siap menghadapi hal-hal seperti ini.


Menurut gue, KRL satu kelas lebih baik karena penumpang gak dibuat bingung dengan kelas KRL. Tapi, tarifnya disesuaikan dengan tingkat ekonomi penggunanya. Jangan lupa, pelayanan kepada pengguna tetap menjadi nomor satu. 


Siapa yang setuju sistem transit KRL serta Loop Line? Mungkin gak banyak yang setuju karena gak praktis dan buang-buang waktu. Saat awal pelaksanaan sistem Loop Line, banyak penumpang dari Bekasi mengamuk di Stasiun Manggarai karena KRL Feeder yang mereka tunggu gak lewat-lewat.  Kejadian itu bisa dilihat di sini. Menurut gue, adanya KRL Feeder menguntungkan buat penumpang dari Serpong/Tangerang/Bekasi tujuan Stasiun Sudirman. Tapi, apa kenyataannya? Jadwal KRL Feeder sering meleset dari kedatangan KRL dari tiga rute tersebut  sehingga penumpang gak bisa naik KRL Feeder itu. Mau gak mau, mereka harus menunggu KRL Commuter Line/KRL Ekonomi dari Jatinegara. 


Baru-baru ini, gue baca artikel di sini. Di artikel itu, seseorang yang berinisial HD menyatakan, 


"... di kereta AC tidak ada penumpang yang naik di atap kan". 


Pas gue baca, pernyataan itu seperti bermimpi di siang bolong. Kenapa? Beberapa kali gue 
lihat langsung/di Twitter, KRL Commuter Line sering dinaiki atapers karena minimnya armada KRL dan kedisiplinan terhadap peraturan gak ditegakkan. Dari sini, bisa diambil kesimpulan bahwa banyak dari pejabat yang ngurusin KRL gak pernah naik KRL/melihat secara langsung keadaan KRL di jam sibuk. Gak percaya? Nih, salah satu buktinya.



Maskotnya PT.KCJ aja dikerubungin atapers saat hari pertama pengoperasian single operation. Kalo kejadian ini gak dibenahi, semua armada KRL Commuter Line berevolusi jadi KRL Ekonomi karena pintunya rusak dan terlihat kumuh.

3 komentar:

  1. keaadaan KRL memang makin parah, bukan hanya naik di atas atap KRL AC, pernah ada kejadian pintu otomatis KRL AC dibuka paksa

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Udah ngga gans, zaman kegelapan itu udah lenyap. Monggo mampir ke blog saya hazmy90.blogspot.co.id :)

    BalasHapus